#56 TYPE OF PEOPLE YOU MUST AVOIDING (IN MY POV)
pict by pinterest
Sebenernya aku enggan membahas masalah ini, tapi ini sudah di tahap yang menurutku mengganggu. Pertama, aku tidak ada urusan dengan apapun yang beliau katakan, dan dengan siapapun yang beliau maksud.
Narasi ini ku ambil dari sebuah cerita. Ada seorang kawan jauh dari ayahku. Keluarga kami cukup dekat. Secara sederhana di jelaskan bahwa kedekatan hubungan ini di latar belakangi hubungan pekerjaan ayahku dengan beliau. Simple nya, ayahku membutuhkan jasanya untuk memperluas okupasi bisnisnya. Kedua keluarga kami bisa dibilang cukup sama, keluarga kecil. Hanya orang tua dan satu orang anak. Anak beliau laki laki, kami satu kampus dan senangnya kam tidak pernah bertemu atau setidaknya belum.
Aku tidak ada masalah dengan semuanya, dengan beliannya, dengan istrinya bahkan dengan anaknya. Tapi, ada satu hal yang sangat aku hindari yaitu rasa bangga berlebihan kepada anaknya yang cukup mengganggu ku,
"Gimana sekolahnya ?"
"Aman om. Ini sedang nunggu sidang untuk skripsi"
"Ohh, kalau bima mau sempro itu dia, tapi dia kan fast track ya langsung S2"
Aku hanya mengangguk, dan senyum tentunya. Aku tidak masalah kalau itu dikatakan sekali, tapi berkali kali itu membuatku cukup terganggu. Bagiku, beliau adalah tipe orang yang sebaiknya aku hindari. Aku bukan tipe orang yang "cukup niat untuk show off" tentang segala achievement yang aku dapatkan.
Menurutku, orang akan tau siapa kita tanpa kita beritahu kalau prestasi kita memang sudah sematang itu. pencapaian kita sudah sebesar itu.
undebatable
Boleh kita bangga sama mungkin anak kita, orang tua kita, atau keluarga kita, tapi dengan porsi yang cukup aja. Kadang yang terlihat "wah keren ya langsung S2" bisa jadi yang ajak ngobrol punya achievement yang jauh jauh lebih tinggi dari itu.
Sah sah saja tapi ada kadarnya.
Semoga one day aku ga dapet mertua yang begitu sih, pasti bakal males banget karena selalu overproud ke anaknya.



Komentar
Posting Komentar