#16 MENGENANG DI BAWAH HUJAN
Sebuah pertanyaan sontak mengejutkan ku.
Selama ini, adakah orang yang kamu sukai? aku
terkekeh mendengarnya, timbul pertanyaan di benak ku tentang mengapa dia tiba tiba bertanya demikian.
Pernah, sekali dua kali. Jawabku sembari mengingat ingat tentang rasa rasa yang kala itu pertama kali aku merasakan dada yang berdebar debar.
Tersenyum.
Sontak aku mengrenyitkan dahi, Apanya yang lucu? tanyaku.
Tak apa, bagaimana rasanya, nanti aku ceritakan tentang pengalaman ku. Jawabnya sembari mengintip ke arah kaca spion karena bersiap untuk menyalip mobil di depannya.
Ya begitu, aku belum pernah berpacaran, cuma suka saja. Mungkin terlalu susah bagiku mengutarakan, jadi ya biarkan rasa itu terpelihara lalu hilang begitu saja.
Mengapa kamu menyerah dengan memilih diam?
Aku tidak menyerah, cuma ya begitu aku merasa belum siap dan itu bukan menjadi prioritasku untuk saat ini. Masih banyak hal yang harus aku dahulukan. Kalau kamu?
Aku pernah dua kali membangun hubungan, selalu lama. Mungkin karena aku seorang yang setia. Ucapnya sambil tersenyum. Senyumnya kali ini berbeda, seperti senyuman mengenang hal hal indah mungkin juga sambil membayangkan.
Lalu ?
Ya begitu, seperti pacaran pada umumnya. Saling memberi kabar, membangun kepercayaan yang kemudian bisa saja saling dikhianati. Memang kesalahan terbesar adalah berharap kepada manusia.
Dan, tau ga apa bagian yang paling menyebalkan ?
Apa?
Orang yang menciptakan trauma itu adalah orang yang kita sayang. Gak enak banget harus membenci orang yang pernah jadi paling berarti. Gak gampang harus marah sama orang yang pernah punya tujuan searah. Makanya lucu aja sih, kita berakhir jadi berusaha benci untuk berhenti mencintai. Kita harus mengingat hal-hal menyakitkan, untuk bisa pergi dan membela hati sendiri. Suka ga percaya, kalau ada suka dan luka yang lahir dari cinta yang sama.
Kami saling terdiam. Aku sibuk mencerna ucapannya.
Dia menatapku dalam dalam
Suatu hari nanti, ketika kamu sudah menemukan orang yang kamu anggap rumah, tempat pulang paling nyaman jangan pernah ragu untuk mengungkapkan. Mungkin bahagia dan sakit bisa hadir dari perasaan yang sama. Tapi, tidak ada luka yang tidak sembuh, dan tidak ada bahagia yang tidak dibarengi air mata. Siapapun itu, dia pasti adalah orang yang beruntung.
Mengapa?
Sebab perasaan sepenuhnya yang akan kamu berikan hadir tanpa persaingan dari masa lalu.
Komentar
Posting Komentar