#10 Menjadi Dewasa Itu Memelihara Rasa Takut
pict by pinterest
Terkadang, semakin dewasa maka konsekuensinya adalah kehilangan.
entah itu kehilangan teman main yang seru, teman cerita yang bisa ngomong apa aja
atau kehilangan cinta mungkin, aku bahkan sampai lupa seperti apa rasanya. Novel menjelaskan bahwa jatuh cinta itu seindah kupu kupu yang bergejolak di perut.
Menjadi dewasa juga terkadang membuat kita banyak merasakan ketakutan. Takut tidak mencapai target yang sudah ditetapkan, takut kalau saja dirinya tidak sesuai ekspektasi atau mungkin takut menjadi dirinya sendiri.
kehilangan dan rasa takut. Semenjak dewasa manusia akan menemukan siklus paling rapuh dalam hidupnya. ketika semua pikiran pikiran buruk muncul dikepala, spekulasi dan ekspektasi mengendalikan standar kebahagiaan. padahal, dulu ketika kita masih baru bisa melangkah sejengkal dua jengkal kita tidak takut untuk terjungkal.
kerap kali kita menyalahkan diri sendiri, padahal belum tentu itu salah kita. menyalahkan mengapa kita tidak melakukan ini dan itu, menyalahkan mengapa kita tidak sampai pada ekspektasi begini dan begitu.
Hari ini, aku menemukan sebuah folder yang berisi segala catatan yang pernah kutulis dari laptop lama ku. mengejutkan, sebab aku menuliskan banyak hal. termasuk didalamnya banyak ambisi anak belasan tahun yang kala itu semua terdengar realistis dan masuk akal. Mulai dari keinginan untuk menjadi artis, animator Disney, astronot, sampai yang terbaru ingin menjadi dokter.
Terdapat puluhan folder yang ketika kubaca isinya adalah catatan ku semua. Saat membaca terbesit dalam pikiranku bahwa terkadang usia atau bertambahnya usia akan membawamu pada hal hal yang kau takutkan. Saat itu, tidak pernah dalam otak ku membayangkan bahwa mimpi mimpi yang ku tulis terdengar tidak masuk akal. Semua mungkin.
Terkadang kita perlu, kembali memiliki keberanian seperti ketika kita merasa bahwa setiap mimpi itu mungkin terjadi.
Kita perlu menjadi anak anak yang setiap langkahnya tidak takut tersandung dan terjungkal.
Menjadi dewasa, terkadang juga membutuhkan memori ketika semua masih baik baik saja dan mungkin dilakukan seperti ketika selangkah demi selangkah saat belajar jalan pertama kali.



Komentar
Posting Komentar