#36 AMSTERDAM DAN BANYAK CERITA DIBELAKANGNYA

pict by pinterest

 Ik hou van je 

Merupakan sebuah ungkapan bahasa cinta dalam bahasa Belanda. Bahasa yang kala itu pernah terdengar sangat akrab di telinga nenek moyang kita. Kala itu, penutur bahasa Belanda hanya digunakan bagi orang orang yang berkesempatan untuk belajar di sekolah milik orang orang Belanda. Dengan kata lain, hanya orang yang "ningrat" yang bisa menjadi penutur bahasa Belanda. 

Namun, cinta tetaplah cinta. Bahasa yang disampaikan boleh berbeda dan berbagai cara namun pesan nya tetap sama. 

Mengungkap permasalahan cinta akan sama rumit nya tentang bagaimana rasa itu tumbuh pertama kalinya. Dahulu, kakek ku pernah bercerita bahwa bapaknya yang seorang mantri hutan tidak bisa membaca dan menulis. Lalu aku bertanya mengapa bisa memiliki jabatan yang kala itu cukup menjanjikan. Kakek ku kembali menjawab, karena sebuah kejujuran. 

Bapak dari kakek ku merupakan orang yang jujur, dengan demikian Belanda kala itu begitu percaya kepadanya untuk mengelola perkebunan seluas ratusan hektar. Dari sana, kakek ku mengenal dan mengerti bahasa Belanda. Banyak ungkapan ungkapan yang sering ia keluarkan secara spontan seperti ungkapan cinta. Hari itu, ketika aku untuk pertama kalinya menunjukkan sebuah foto anak laki laki seumuran ku kepada kakek ku, ungkapan pertama yang ia keluarkan 

"hou je van hem? " ucapnya secara spontan. Aku kebingungan, tentu saja karena fakta bahwa kakek ku tidak pernah mengajarkan bahasa tersebut kepada ibuku, dan tentu saja aku. Kali itu untuk pertama kalinya aku mendengar secara langsung. 

"Akung ngomong apa sih?" jawab ku sambil tersenyum dan mengernyitkan dahi. Kakek ku hanya tersenyum dan sedikit terkekeh 

"Maaf, maaf spontan. itu tadi artinya kamu cinta sama dia? suka sama dia?" tanya kakek ku kembali. 

Bukannya menanggapi jawaban dari pertanyaan, aku justru tertarik tentang bahasa yang baru saja kakek ku ucapkan. "itu tadi bahasa apa kung?" tanyaku balik tanpa menjawab pertanyaan kakek ku tentang foto yang baru saja aku sodorkan. 

"Itu bahasa Belanda, akung gak bisa, cuma bisa sedikit." terangnya lebih lanjut. Mendengar jawaban itu, aku semakin tertarik. 

"Dari mana kakung tau bahasa Belanda, kakung lahir kan Belanda udah ga di Indonesia lagi." jawabku kemudian. Kakek ku hanya tertawa lalu menceritakan bagaimana bapak nya dulu dipercaya oleh orang Belanda. 

"Kata apa saja yang kakung tau dari bahasa Belanda?" tanyaku kembali. "Hanya ungkapan cinta saja. Ik hou van je misalnya" jelasnya. 

Jelas aku tertawa mendengar hal itu, itu sama saja seperti bisa bahasa Inggris tapi cuma bagian i love you nya aja. 

"Dulu, menggunakan sepatah bahasa Belanda untuk mengungkapkan cinta sudah pasti diterima, karena itu tandanya memiliki derajat keluarga yang tinggi sampai bisa mengerti bahasa itu. Tapi sebenarnya, keluarga kita memang tidak akan jauh dari Belanda." jelas kakek ku kemudian. Pernyataan itu tentu saja memunculkan tanda tanya dari ku mengapa bisa demikian. 

Anak dari kakak kakek ku ternyata sudah lama tinggal di Belanda, kakek ku masih sering bertukar kabar dengan beliau dan dari situ kakek ku masi mengingat bahasa Belanda dengan cukup baik. Pernyataan itu membuatku semakin penasaran dengan negeri jauh di seberang benua bernama Belanda. Ternyata ada banyak cerita, tentang Belanda, Amsterdam, Rotterdam dan beberapa kota yang sering kakek ceritakan. 

"Suatu saat, pergilah kesana, cari dimana bude tinggal. Sekali kamu melihat bagaimana Amsterdam, Rotterdam, Den Haag, dan kota lainnya di Belanda kamu akan tau alasan kenapa Belanda begitu dekat dengan kita" ucap kakek ku saat itu. 

Sekarang, setelah segala pencapaian ku termasuk kesempatan untuk pergi exchange dimana pertama kalinya aku merasakan suasana belajar di luar negeri, tekad untuk membuktikan ucapan kakek ku semakin kuat. Benarkah, Belanda mampu membuatku jatuh cinta seperti kata kakek, bahwa bahasa asing paling sederhana untuk terlihat memesona adalah ungkapan cinta. 

Hou ik van je, Dutch? Mari kita buktikan. 

Komentar

Postingan Populer