#55 SEBAGIAN BESAR DATANGNYA DARI APA YANG KAMU PIKIRKAN
Kalian pernah ga sih, ngerasa bahwa semesta kadang berjalan sesuai rencana dan tepat seperti yang kalian duga. Tapi, gak jarang asumsi yang sudah kalian yakini itu malah menemui banyak hambatan dan tidak segampang yang kalian pikirkan. Namun, yang jelas kalian bisa melewatinya. Aku sering sekali merasa hal yang harusnya gampang malah jadi ribet dan akhirnya ga terselesaikan. Selesai sih, tapi melalui perdebatan panjang di pikiran yang ujung ujungnya "yaudahlah, memang ini jalan satu satunya"
Ramai di kepala juga sering kali bikin aku mikir, memangnya kita ini sedang lomba sama siapa? sampai sampai riuh renyah suara di keheningan bikin kita ngerasa kalau hidup itu kompetisi yang harus di menangkan. Di usiaku sekarang ini, ada aja yang bikin pikiran berisik tiap malem. Mulai dari karir temen yang selangkah lebih diatas kita, kawan lama yang udah berkeluarga dan menanti anak kedua, orang lain yang bisa liburan kemana saja padahal usianya sudah matang untung berumah tangga. Tapi, dari sejauh yang aku lihat mereka bahagia. Setidak nya dari yang bisa di amati sihh.
Ada yang bahagia dengan gaji pertama, ada yang bahagia karena sedang acara tujuh bulanan kehamilan, dan ada yang bahagia dengan gelar master dari kampus prestisius di luar sana.
Alasan mengapa berisik sekali di kepala karena aku ada ditengah tengah nya, di antaranya. Saat ini, aku masih berkuliah, menyelesaikan sisa sisa gelar sarjana dengan mulai bekerja di lembaga yang mungkin bangi orang yang melihat nya terlihat mentereng dan menjanjikan. Bekerja dengan lembaga kelas dunia. Namun, kerap kali aku juga berpikir, sepertinya enak ya, kalau pulang ke rumah ada keluarga yang nyambut kita. Punya suami yang bisa jemput pulang kerja sekalian makan di luar, ada anak yang bisa di ajak becanda.
Ini pikiran aku aja sih, yakin kalau aku nanya ke mereka yang udah berkeluarga juga pasti mereka bakal jawab "Enak kamu lah, kemana mana masih bisa, mau beli ap aja buat diri sendiri ga harus mikir izin suami atau nanti nanti nunggu kebutuhan anak terpenuhi"
Ternyata, sebagian besar itu datang dari apa yang kita pikirin. Kita selalu lelah untuk membandingkan hidup siapa yang paling gampang dan enak buat di jalanin. Orang yang lagi sibuk ngejar karir bakal capek dan lihat "keknya enak ya, jadi princess di rumah, suami kerja tinggal ngasuh anak aja" tapi bagi mereka yang berkeluarga juga pasti punya argumen "Enak ya yang masih bisa ngehabisin gaji sendiri buat kesenangan pribadi, beli baju tanpa mikir nanti gimana kata suami, beli skincare make up ga rebutan sama susu dan Pampers anak"
Ya, lagi lagi dan lagi semua balik ke pikiran kita sendiri. Ketika kita liat orang lain enak, belum tentu kita mau melihat apa yang menjadi masalah buat mereka. Semua tergantung gimana isi kepala kita yang nentuin mau melihat dari kacamata siapa.
Bisa jadi yang sekarang karirnya selangkah lebih jauh dari kita, yang gaji nya bisa dua sampai 3 digit lagi stress dan nangis nangis karena banyak tekanan di pekerjaannya.
Mungkin yang sekarang kelihatannya tiba tiba udah dapet S2 dari kampus ternama kelas dunia, sebelumnya berdarah darah karena ngerjain tesis yang luar biasa struggle nya.
Yang kelihatannya belum lulus tapi udah dapet kerjaan dengan gaji yang lumayan, bisa jadi lagi mumet mumetnya cara bagi waktu keduanya.
Dan, yang kita pikir paling enak punya keluarga dan jadi ratu di rumahnya, juga lagi bingung gimana ngadepin baby blues, kebiasaan baru yang harus adaptasi dengan adanya suami dan anak.
Ternyata, semua yang berisik di kepala kita itu karena selama ini kita selalu melihat dari kacamata kita, melihat bahwa kita adalah "si paling menderita". Kamu itu, lagi di pandang tinggi loh, sama orang lain. Orang lain kagum sama kamu yang sekarang lagi mati matian ngejar banyak hal.
Semakin kita ngerasa kalau kehidupan orang lain lebih baik, maka kita juga yang secara sukarela mendaftarkan diri sendiri untuk menderita. Hidup ini gak ada garis finisnya jadi ga butuh siapa yang nyampe garis finish duluan dan juara. Start nya aja udah beda kan?
Kamu, yang mungkin mampir untuk membaca tulisan ini. You are totally precious.
kamu itu berharga, kamu itu juara, kamu pemenang untuk jalan cerita yang kamu buat. Kamu gak butuh validasi orang lain untuk terlihat bahagia. Kamu cuma butuh dirimu sendiri untuk terus hidup, untuk terus berharap dan bermimpi. Kamu hanya harus menjalani apa yang sudah menjadi garis waktu mu sendiri. Bilangin ke pikiran mu yang lagi berisik itu "Udah, istirahat dulu. Gak perlu lihat orang lain gimana, yang penting kita bahagia"
Komentar
Posting Komentar