#37 RUANG ITU AKAN TERISI NANTINYA
Kala itu aku sering bertanya tentang bagaimana makna dari sebuah perjuangan, ada hati yang sakitnya harus diabaikan, ada bada yang babak belur tapi tidak diindahkan, dan sedihnya, ada banyak afirmasi positif yang dianggap berlebihan.
Terdapat jalan panjang nan terjal ketika aku memulai untuk bercerita tentang perjalanan dari menggapai sebuah tujuan.
Diremehkan bahkan ditertawakan, sudah barang tentu membuat hati terasa merana dan meradang. Terdapat lubang besar yang kekosongannya begitu menyiksa dan menyakitkan. Ruang itu menyisakan banyak tempat yang mungkin saja bisa diisi dengan kenangan atau bahkan orang.
Lama sekali rasanya aku tidak mengindahkan ruang itu. Mungkin, saat ini sudah berdebu. Kalau ruang itu bisa di umpamakan sebagai rumah, mungkin sudah banyak "penghuni" tak kasat mata di sana. Terkadang, seorang perempuan akan dihadapkan pada banyak pilihan, namun perempuan tidak bisa memilih semuanya. Hanya satu atau mungkin maksimal dua saja.
Ketika seorang perempuan memiliki mimpi, maka banyak yang akan menjadi hambatan. Lingkungan akan memaksanya memenuhi kodrat seorang perempuan untuk kemudian berumah tangga. Sebenarnya tidak ada yang salah dari itu, tapi bagi perempuan, hidupnya selesai ketika ia sudah tidak lagi dipanggil dengan namanya. Ketika menikah, maka lingkungan sekitarnya, tetangganya, atau bahkan rekan kerjanya akan lebih banyak memanggil dengan sebutan "Nyonya" yang nantinya akan merujuk pada nama suaminya. Selanjutnya, ketika perempuan memiliki seorang anak, maka ia akan dipanggil dengan "ibu" merujuk pada nama si anak.
Kesimpulannya, tidak akan ada yang memanggil namanya lagi.
Pernahkan mereka melihat bagaimana isi hatinya? apakah mungkin sakit, atau mungkin merasa kosong sebab kehilangan jati dirinya.
Ruang itu akan terisi nantinya, ketika pasangan perempuan itu memberikan kebebasan untuknya. Kebebasan untuk melanjutkan mimpi yang mungkin kala itu ditunda. Dibutuhkan pasangan yang setara, yang mengerti dan membuktikan bahwa perempuan belum selesai hidupnya ketika telah menikah, ketika telah memiliki keluarga.
Ruang itu harus terisi, harus diisi. Sebab dimalam ruang itu akan tumbuh kebahagiaan yang nantinya akan tertular ke sekelilingnya.
Dan semoga, kelak pasangan ku mengerti dan mampu mengisi ruang itu
memberiku kebebasan untuk terus menuntut ilmu, memberiku keleluasaan untuk terus menulis dengan demikian ruang itu akan terisi dengan banyak kebahagiaan.
Komentar
Posting Komentar