#25 TENANG SAJA, AKU SELALU MENGENANGMU DENGAN CARAKU

pict by writer

 Kalau dipikir pikir, ternyata aku tidak bosan membahas dan menceritakan rasa pahit americano yang sekarang sudah benar benar sepenuhnya menjadi candu. 

Dulu aku pernah mengira, mungkin saja ini sementara. 

Sementara karena kami sama-sama jauh dari teman teman yang biasanya. Sementara karena pertemuan intensnya tidak akan lama. Sementara karena selama disana, kami sama- sama butuh tempat untuk bertukar cerita. 

Mulanya, aku tidak berharap bannyak, kalau setelahnya menjadi asing ya memang wajar saja. Sebab dari awal, aku memang sudah tidak dekat. Entah ini memang aku saja yang merasa atau bagaimana. Justru ketika sudah sama sama kembali pada orbitnya, akulah yang memilih untuk menjauh sehingga jejak rasa, harum, dan seleranya, pelan pelan aku lupa. 

Kami sering bertemu, pertemuannya tidak jauh-jauh dari kebiasaan kami yang memulai hari dengan seduhan hangat. Dia yang memulainya dengan americano, dan aku yang mengawali hari dengan matcha. Keduanya punya komposisi kafein, artinya keduanya sama sama mendorong rasa kecanduan bila saja rutin dihidangkan. 

Begitulah gambaran kami setelahnya, sama sama kecanduan. Aku yang meskipun melupakan, tapi kerap kali kecanduan untuk sekedar mencoba secangkir dua cangkir agar tidak lupa bagaimana rasa americano. 

Bahkan, diam-diam aku melihat dia juga sering mencecap manis matcha yang sulit dilupakan. Aku tahu, ini adalah siklus pendewasaan. Aku melihatnya sebagai rasa pahit nikmat yang selalu menggungah selera. Sedangkan dia melihatku sebagai rasa manis yang sulit dilupa. 

Americano dan matcha, keduanya punya karakter yang berbeda. Tapi, keduanya sama. 

Sama sama meninggalkan jejak cita rasa yang ternyata membuat jatuh cinta. 

Komentar

Postingan Populer