#22 SEMANGKUK SOTO DAN SENYUM HANGAT ITU

pict by writer

 Hari itu aku tidak pernah menyangka, bahwa langkah besar dan keputusan yang sudah dipikirkan matang matang menemui ujung nya. Aku pernah bercerita bagaimana indahnya Jakarta. Sudah barang tentu aku pernah kesana atas urusan magang. Untuk yang sekarang, izinkan aku menjelaskan bagaimana pengalaman dan cerita menyenangkan juga memilukan dari negeri jiran. 

Aku tidak akan menuliskan pada kesempatan ini tentang bagaimana bisa aku berangkat kesana. Nanti, nanti saja kalau aku sudah menemukan pilinan kata yang tepat untuk kemudian diceritakan. Untuk sekarang aku akan menjelaskan tentang apa apa saja yang kurasakan serba pertama kalinya. 

Mengapa demikian? Ya, ini adalah pertama kalinya aku ke negeri orang sendirian. 

Biar aku tegaskan, Sendirian! 

Batas terjauh orang tuaku mengantar hanya pada Departure Gate Bandara Internasional Juanda. 

Hari itu, pukul 03.30 am, dari arah dapur sudah tercium aroma Rendang yang sedang dipanaskan. suasananya masih lebaran. 12 April 2024, tepat di hari kedua lebaran. Semua keluarga ku sedang berkumpul di rumah, Bude dan tante dari Solo dan Semarang turut hadir, bukan untuk mengantarku ke Juanda tentunya, untuk tujuan lebaran. 

Justru, mereka kaget, ketika sampai di rumah melihat 3 koper yang sudah berjajar rapi dan bertanya mau kemana dengan barang barang sebanyak ini. Aku hanya tersenyum 

"Mau exchange bude, tante" jawabku. 

Mereka nampaknya sedang memproses ucapan ku, Hari ini? tanya nya dengan mengrenyitkan dahi. 

Aku hanya mengangguk dan tersenyum, dari situ mereka semua terkejut. Menatap ku dengan raut wajah yang seolah bertanya "harus banget ya di hari kedua lebaran" 

Aku, Ayah, dan Ibu diantar salah seorang supir berangkat menuju Bandara Internasional Juanda sesaat setelah semua perlengkapan siap. 

Pagi itu, Malang tidak terasa dingin sama sekali. 

Hangat. Seluruh kerabat yang sedang merayakan lebaran dirumah ku, memberikan pelukan terhangat mereka. Beberapa orang ada yang terlihat meneteskan air mata. 

Aku paham betul, bukan karena ini pertama kalinya aku sendirian ke negara orang, tapi karena moment nya yang masih lebaran. Suasana dimana setiap orang saling bercanda tawa dan saling sapa kepada sanak saudara yang jarang pulang. Sedangkan aku, malah pergi ke perantauan. 

Di perjalanan, ibu tidak henti hentinya mengusap tanganku, seolah berkata "semua akan baik baik saja". 

Sebenarnya aku ingin menangis saat itu, tapi perutku berbunyi, pagi itu aku belum makan apapun sama sekali jadi aku meminta ayah untuk menghentikan sebentar di warung Soto langganan. Di warung itu, aku duduk berhadapan dengan ayah, sedangkan ibu di samping ku. 

Mulanya aku cukup kecewa, kenapa ayah tampak baik baik saja seolah tidak masalah kalau anak perempuan dan satu satunya harus dilepas jauh berkelana. Hingga kalimat itu keluar. 

Tau ga, kenapa ayah kelihatan biasa biasa aja? 

Kenapa yah?

Ayah tau betul sekuat apa mental rakitan ayah. Jawabnya dengan tersenyum

Komentar

Postingan Populer