#13 ANTARA TRADEWINDS A DAN C

pict by writer

Terkadang ujian dari sebuah pertemanan adalah perasaan yang mungkin saja kerap kali muncul pada saat saat yang tidak semestinya. Sederhananya, ketika pertemanan mulai melibatkan perasaan maka pilihannya hanya dua menjadi asing dengan sendirinya, atau selamanya akan begini begini saja. 

Sejak awal cerita ini ditulis, maka aku akan memperkenalkan matcha. Sejenis minuman hijau yang ga semua orang suka. Banyak yang bilang rasanya seperti rumput. Tapi, tidak sedikit yang justru sangat sangat menyukainya. Selain itu, americano juga akan menjadi tokoh utama dalam penulisan cerita ini. Sejenis minuman berwarna hitam pahit aku tidak suka, tapi orang yang tiba tiba masuk dalam lembar tulisanku ini sangat menyukai minuman itu. 

Sebenarnya, pertemuan diantara kami berdua terjadi secara tidak sengaja. Banyak temanku yang ternyata adalah temannya di masa lalu begitupun sebaliknya. Jadi, bisa dibilang kita sudah saling terkoneksi bahkan sejak kami belum saling mengenal satu dengan lainnya. Mungkin aku akan menjelaskan bagaimana dia dari sudut pandangku. 

Dia adalah sosok bermata tajam yang sering kali menatapku seolah olah aku pernah berbuat kesalahan. Sejujurnya aku sering berkata bahwa dia bukan tipe ku sama sekali. 
Biar kujelaskan sedikit, aku menyukai minuman hangat yang ketika mencecap pertama kalinya aku langsung bisa merasakan manisnya. 
ketika aku menghirup baunya, aku langsung tau bagaimana wanginya. 
ketika aku mulai menerka paduan rasanya aku langsung tau apa saja komposisinya. Namun, masalahnya untuk kali ini aku sama sekali tidak bisa menebak bagaimana rasanya, seperti apa wanginya bahkan sepertinya minuman ini bukan minuman manis seperti yang aku suka. Anehnya, aku tiba tiba menyukainya. 

Sebelum kukenalkan dia sebagai americano, bahkan sebelum pembicaraan terlalu intens. Akan kuceritakan tentang bagaimana rasa yang mulanya sangat tidak kusukai perlahan lahan menjadi rasa yang paling kucari. 

Hari itu, cuaca sedang terik teriknya. sebuah pesan singkat sedang ku tulis 
"Aku tunggu di tempat biasa" 
1 menit 
2 menit 
begitulah, sejujurnya dia tidak menjawab pesanku secepat itu. Awalnya. 

"Kita pakai mobil aja, tunggu disitu aku ambil mobil dulu" 
Saat pesan itu tiba tiba mendarat, aku tidak terkejut. Mengapa? aku sudah menebak orang sepertinya tidak akan betah untuk menjalani kehidupan yang apa apa harus mandiri. 

"Aku tunggu di halte, cepetan keburu masuk" jawabku. Dry text. 
Bisa dibilang diantara kami (mulanya) sama sama dry text. Tidak ada huruf double sebagaimana biasanya percakapan di pesan text. 

5 menit kemudian aku melihat mobil proton silver JSV9885 berhenti di depan ku. Saat itu, aku membeku. 

Setelan kemeja hijau tosca dengan celana bahan berwarna cream lengkap dengan kacamata hitam. 

detik berikutnya aku tersenyum. Dengan berlari kecil, aku menyebrangi jalan antara Tradewinds dengan Proton 
knock... knock... 

"Hufft, panas. tumben nih?" 
"Punya kakak ku, gajadi dipakai." 
"ohh" 

singkat saja, hingga 

"Aku pernah berjanji untuk mengajakmu berkeliling kemanapun semau kamu, jadi ya.." 

aku terdiam. 
ternyata, dia masih mengingat pesan text 2 bulan lalu. 
aku tersenyum
menatapnya. 

Baiklah, bagaimana jika rasa yang baru ini, aku coba dulu.

Komentar

Postingan Populer