#9 TIDAK ADA YANG BENAR BENAR PAHAM, SELAIN DIRIMU SENDIRI

pict by pinterest

Kalau kalian pernah bertanya tentang apa yang lebih dalam dari dasar lautan atau apa yang lebih luas dari angkasa raya jawabannya adalah isi hati seseorang. Kau tidak akan pernah tau seperti apa bentuknya, apakah kasar atau halus permukaannya, sedalam apa jika kau berenang didalamnya apakah akan tenggelam atau hanya mengapung di permukaan. Bahkan, orang yang "katanya" menjadi penyebab hadirnya kau didunia juga tidak akan pernah tau, sedalam apa hati dan pikiran anaknya. Sebaliknya, seorang anak juga tidak akan pernah paham, se-rumit apa pikiran dan hati orang tuanya. 

Mengawali kisah ini dengan sebuah narasi bahwa pada kenyataannya kita tidak saling tahu dan bahkan tidak benar benar tahu apa isi hati dan kepala seseorang. Namun, tidak kah kalian ingin tau sedalam apa dan sejauh apa isi hati seseorang? 

Belakangan, ia terlihat sedang ada hal yang dipikirkan. Berulang kali ia mencoba menyusun kata demi kata agar kalau saja diutarakan tidak menyakiti atau mengusik dalam nya lautan perasan. Sekali ia mencoba didepan tembok sengaja agar tidak melihat pantulannya dan hanya mendengar suaranya. Kedua ia mencoba didepan cermin, sembari memandang apakah raut mukanya tidak berlebihan ketika mengutarakan. Ketiga ia pikir ulang kapan waktu yang tepat untuk mengutarakan. Hingga hari yang ia rasa tepat untuk menjelaskan apa yang sebenarnya sedang ia rasakan tiba. 

Sesuai dengan dugaan, ia mendapat respon yang sebenarnya sudah ia sangka. Respon yang sudah jauh diprediksi bahkan ketika terlintas dipikiran untuk mengutarakan hal tersebut. Tangisnya pecah, meskipun suaranya ingin ia redam. Berulang kali ia meyakinkan bahwa apa yang ia katakan tidak berlebihan. 

Bagaikan melempar gelas kaca dalam keheningan, sontak saja pecahan nya menggores luka dan retakannya terlihat jelas. Sejak kejadian itu, ia bertekad di dalam hatinya untuk tidak lagi berusaha menjelaskan sedalam apa isi hatinya, seluas apa isi kepalanya. 

Kini, ia kecewa terhadap apa yang telah ia lakukan. Seharusnya, ia memang tidak pernah dan tidak akan pernah menceritakan keluh kesahnya, getir pahitnya, luka dan darahnya. Seharusnya, ia memang tidak bisa dan tidak akan bisa menerangkan seterjal apa jalan yang ia lalui hanya untuk menceritakan satu perkara. 

Sejak hari itu, ia telah berjanji untuk tidak lagi menjelaskan bagaimana dan apa yang ia lalui. Ia berjanji untuk meredam semuanya sendiri, menceritakan hal hal lucu, aneh dan menyedihkan dengan dirinya sendiri. Ia pun berjanji untuk semua mimpi, dan apapun yang ia inginkan, ia hanya akan bercerita dengan dirinya sendiri. 

Sebab, bagaimanapun itu, tidak ada yang benar benar paham, selain dirinya sendiri. 

Komentar

Postingan Populer