#4 AKU LAGI SEBEL, JADI WAJAR KALAU NULISNYA JELEK

pict by pinterest

Sering aku bertanya kepada diriku sendiri mengenai banyak hal, mungkin aku hingga detik ini masih sering mempertanyakan sebenarnya apa mau ku. Sebenarnya, aku lahir dan hidup dengan keluarga yang sangat demokratis. ayah dan ibuku bukan tipe orang yang memaksa anaknya melakukan apa yang mereka mau, namun mereka akan selalu memberikan pandangan mereka terhadap hal apa yang akan aku lakukan dan bagaimana dampak nya. 

itu tidak buruk sih, aku tau dengan begitu aku terbiasa mengutarakan pikiran ku. masalahnya adalah aku tidak bisa memaksa terus menerus mendapat lingkungan yang supportive seperti itu. 
biar aku jelaskan sedikit, aku bukan tipe orang yang suka di silent treatment. mengapa demikian? aku terbiasa dengan lingkungan yang bagaimana pun masalahnya sesusah apapun diutarakan harus tetap dijelaskan, dibicarakan dan bukan malah menjadi diam. 

aku kesulitan menterjemahkan diamnya seseorang, apakah dia menyetujui opiniku, ataukah justru sebaliknya. sekarang aku benar benar harus belajar tentang diamnya seseorang. mulanya, aku tinggal di jakarta sendirian. di kosan nyaman karbela selatan, tapi setiap kenyamanan akan selalu memiliki konsekuensi bukan? 

singkatnya di tempat itu aku tidak memiliki teman mengobrol. aku memang bukan anak ekstrovert tapi namanya juga cewek, ada kalanya pengen maskeran bareng teman, ngebahas drama korea terbaru atau bahkan ngobrolin make up apa yang bagus dipakai untuk mengatasi teriknya Jakarta. kosan itu sangat sepi, pemiliknya berangkat sangat pagi dan pulang cukup larut. hanya tiga kali seingat ku aku bertemu dengan mereka secara tidak sengaja ketika kami sama sama ingin menjemur baju. selebihnya aku hanya dengar dentingan sendok garpu ketika mereka makan, atau debur air ketika mereka mandi. 

berawal dari itu, salah seorang teman di tempat magang memberiku penawaran untuk pindah di tempat mereka, aku sempat menjelaskan dimana tempatnya di tulisanku yang lalu, jadi kalau kamu gak tau itu dimana, baca dulu postinganku sebelum ini. 

sebenarnya aku sudah memikirkan resikonya, bersama dengan orang yang baru saja dikenal tentu akan banyak penyesuaian, tapi saat itu aku berpikir bahwa kami sudah barang tentu sama sama dewasa sehingga harapanku apapun nanti masalahnya akan dibicarakan bersama. 

faktanya, tidak. aku sangat bingung dengan beberapa orang yang berada di kos ini. Pertama, ada yang paling rajin, memiliki obrolan yang sama denganku, tidak meribetkan hal hal remeh dan sama ambisiusnya, mungkin hanya dia yang cocok dengan ku. Kedua, ada yang hobinya membicarakan masalah pribadinya, membahas pacarnya yang bila dibikinkan satu grup Whatsapp mereka akan membuat forum diskusi mengenai satu cewek yang sama. Ketiga, ini yang membuat ku sedikit kesal. tidak sedikit, melainkan banyak. dia sangat senang mempermasalahkan hal kecil yang menurutku harusnya bukan permasalahan yang besar, perkara penggunaan AC, aku yang mencuci setiap hari dan masih banyak permasalahan random yang jadi besar olehnya. selain itu dia juga kurang memiliki kesadaran diri sampai sampai aku bingung akan menceritakan bagian mana dulu yang membuat ku sebal karena saking banyak nya dan result nya aku harus menoleransinya. kalau sudah begini, aku lagi yang harus mengalah. 

sebagian besar respon mereka adalah diam ketika tidak setuju atau berbeda pandangan denganku. sebenarnya aku juga tipe yang akan diam ketika hal menyebalkan terjadi, namun setelahnya aku akan membuka suara untuk kemudian menjelaskan apa yang aku inginkan dan bagaimana solusinya. disini itu tidak berlaku. mereka hanya akan diam selama beberapa hari menunggu aku mengerti apa isi hatinya. 

Hei! aku bukan cenayang. 

aku sebel dengan pola yang seperti ini, aku gasuka didiemin! 
rasanya aku seperti tinggal dengan 2 bocah dan 1 orang dewasa. sebab hanya nasya ya nasya namanya yang sefrekuensi denganku. kami tidak banyak membicarakan masalah yang menurut kami itu privasi. kami juga tidak pernah menceritakan perihal pasangan sebab nasya tidak berpacaran sejak lahir dan aku sudah mengakhiri hubunganku lama. obrolan kami tidak jauh dari pekerjaan di kantor, film yang bagus untuk ditonton, bucket list tempat yang akan dikunjungi, negara mana yang cocok untuk S2 nanti dan beberapa obrolan seru lainnya. 

aku menyukai obrolan seperti itu, lebih visioner bahasa kerennya. 
masih banyak sebanrnya yang ingin ku tulis perihal kesulitan kesulitan selama aku disini. utamanya, perihal kosan annoying ini. tapi aku yakin kamu pasti bosen bacanya soalnya postingan ini tidak di buat dengan bahasa yang estetik dan kesannya hanya gerutu kesal ku saja. tapi gak papa, aku janji di postingan berikutnya bahasku akan lebih bagus, kalau moodku sudah kembali. mungkin tema tulisanku akan bagus kalau tidak menceritakan tentang betapa menyebalkannya orang orang disini. 


Komentar

Postingan Populer